Dunia ini adalah sebuah altar, secara nyata atau secara metafor, dan kita berada diatas sebuah reruntuhan yang masih tetap mencoba membangun dirinya kembali dengan tumbal-tumbal sejarahnya. Reruntuhan semua ide-ide totalitarian yang sekarang bergerak sibuk ber-resureksi atas nama tata dunia baru, demokrasi, moral, massa, rakyat, agama, surga, perkembangan ekonomi, bunga bank dan pesona deodoran. Sebagian mendomplengi globalisasi dan sebagian bergerak diatas tribalisasi. Perang lama dengan elit baru yang selalu membutuhkan serdadu, pahlawan, reproduksi mesin-mesin perang mereka dan tentu saja, tumbal. History 'is history'!! Representasi dan identitas menjadi sebuah persembahan dalam ritual mutlak bagi altar manusia modern. Kualitas tak dituju melalui kuantitas, tetapi kuantitas merefleksikan kualitas itu sendiri.Tak heran mengapa imej begitu memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Resureksi atau lebih tepatnya lagi revival dari ide-ide totalitarian tak lebih dari perwujudan romantisme seperti halnya sosok seorang Megawati yang dirindukan oleh para pengikut Soekarno. Sebuah 'cover song' yang telah begitu menjijikan untuk dapat menjadi sebuah 'hit' kembali!! Who needs ideology if the ideas are in everyone's mind? Terlalu lama manusia menjadi objek dari ide-ide tanpa pernah memperlakukan dirinya sebagai subjek dari ide itu sendiri. Terlalu sentimentil dalam memilih produk yang mampu merepresentasikan dirinya tanpa pernah menggali potensi kekuatan dibalik redefenisi atau bahkan dekonstruksi, terlalu lama menjadi bagian dari sebuah entitas yang bernama 'massa' tanpa menyadari eksistensi dirinya sebagai seorang individu. Jika 'in-versi' hanya akan melahirkan kooptasi lainnya seperti halnya Punk-Rock® dan upaya-upaya in-versi lainnya, maka versi membutuhkan sebuah sub-versi. Karena takkan pernah cukup untuk hanya membalikkan sesuatu tanpa pernah menyentuh maknanya. Sesuatu yang terbalik tidak selamanya memiliki kapasitas negatif. Tetapi, seperti ucapan Ani DiFranco bahwa, 'every tool is a weapon if you hold it right'. Sebotol Coca Cola akan memiliki makna yang berbeda jika terisi bensin dan secarik kain. Reruntuhan altar ini dapat menjadi sebuah 'mosh pit' bagi segala sesuatu yang tak pernah dicap valid dalam kamus definisi jika manusia dapat menjadi 'Master of Ceremony' bagi dirinya sendiri. Track yang kami buat pada suatu sore ketika seharian memutar KRS-One, Quasimoto, Morbid Angel dan Carcass, pada hari yang sama ketika kami membaca sebuah artikel di sebuah harian tentang adanya rencana pemerintah membuat undang-undang yang akan mempidanakan seseorang yang tidak ikut pemilu dan mempengaruhi orang lain untuk ikut tidak mencoblos pada hari 'kiamat' itu. Hell yeah, seems like next year is madd interesting. Got ideas, anyone?
Suatu hari ketika Anda sedang membuka Facebook, Anda melihat foto teman Anda sedang berjalan di tengah lautan dan hasil fotonya benar-benar terlihat sangat asli dan artistik. Di lain waktu teman Anda yang baru saja menikah menunjukkan hasil photo pre-weddingnya, teman Anda terlihat sangat mempesona seperti putri salju dan hasil fotonya terlihat sangat halus. Anda bertanya-tanya bagaimana caranya mendapatkan hasil foto seperti itu? Ternyata, Digital imaging solusinya! Digital imaging adalah metode untuk melakukan proses pengeditan pada gambar yang telah di-scan dari file aslinya, menjadi file digital dalam bentuk piksel agar komputer dapat melakukan manipulasi pada gambar tersebut dan pada akhirnya membuat tampilan gambar menjadi indah. Digital imaging sebenarnya telah berkembang sejak tahun 1960 dan 1970 untuk mengatasi kelemahan dari kamera film. Perkembangan yang pesat dari digital imaging saat ini sangat berkaitan erat dengan munculnya era kamera digital. Dengan mengg...
Comments